Oleh Marsigit (
www.powermathematics.blogspot.com)
Stigmaraja:
Waha..untuk kesekian kalinya aku telah gagal. Gagal, gagal dan gagal
lagi. Wahai Nitikadewa aku ingin protes kepadamu. Jika hidupku itu
identik dengan kegagalan, lebih baik aku ini tidak perlu engkau beri
kesempatan untuk hidup. Bukankah engkau tahu, seburuk-buruk perilaku dan
perangaiku tetapi aku bertanggung jawab dan menghidupi berjuta-juta
wargaku. Jika aku selalu engkau lemahkan, bagaimana aku bisa menghidupi
mereka semua?
Nitikadewa:
Itulah ketentuannya. Engkau tidak bisa mengingkari hidupmu yang serba
ingkar. Maka hal yang demikian telah menjadi ketentuan bahwa hidupmu itu
telah berada dan mengada. Jika mengadamu ingin mengajukan protes maka
bertanyalah dulu terhadap keberadaanmu. Jika keberadaanmu ingin protes
kepadaku maka bertanyalah dulu terhadap mengadamu.